Kegiatan menulis sangat berguna, terutama dalam mendokumentasikan sesuatu, entah kisah hidup kita, kisah spesial
yang kita anggap perlu dikenang selamanya hingga peristiwa sejarah.
Tradisi lisan mudah hilang dalam ingatan, sebaliknya tulisan akan selalu
abadi sepanjang masa (begitu kata orang).
Berikut ini beberapa tips yang akan memudahkan Sobat dalam menulis, terutama menulis cerita pendek.
1. Menulis Harus Ada Minat.
Langkah
pertama untuk menjadi seorang penulis adalah: ada keinginan yang kuat
untuk menjadi seorang penulis. Ada gairah yang menggebu-gebu untuk
menulis. Gairah ini akan mengantarkan kita pada semangat ‘saya pasti
bisa’. Tanpa itu, hanya akan melahirkan seorang penulis iseng yang
se-ala kadarnya saja.
2. Rajinlah Membaca.
Seringkali
kita membaca buku hanya pada saat menjelang ujian (sekedar untuk
kepentingan merebut nilai tinggi). Membaca, hanya sekedar menghafal.
Membaca yang dimaksud di sini adalah benar-benar untuk mengerti,
memahami dan menikmati isi buku. Jika anda ingin menjadi seorang
kolomnis maka banyaklah membaca opini di media massa.
Jika kita ingin menjadi seorang cerpenis maka banyaklah membaca cerpen yang memungkinkan kita
mencerna, menikmati dan meniru isinya. Agar bisa menulis, usahakanlah
banyak membaca. Hanya perlu dicatat, mulailah dengan membaca sesuatu
yang mudah dimengerti dan sesuaikan dengan jenis tulisan apa yang ingin kita tekuni.
Misalnya kita
ingin menjadi seorang cerpenis remaja. Maka banyaklah membaca
cerpen-cerpen remaja di majalah remaja maupun di dalam buku kumpulan
cerpen. Perhatikan bagaimana cara penulisannya dari awal hingga akhir
dan bagaimana penulisnya mengelola konflik remaja dalam bentuk cerita
menarik. Karya orang lain penting untuk dijadikan referensi bagi seorang
pemula.
3. Mulailah dengan Menulis Cerpen Singkat.
Banyak
orang yang mengeluh, bahwa ia sudah banyak membaca novel dan cerpen
tetapi tidak juga bisa menulis sebuah cerpen pun. Ada juga yang
mengatakan apabila ia paling pandai bercerita lisan kepada temannya
namun amat sulit menuangkan ke dalam bentuk tulisan.
Mulailah dengan menulis cerpen yang singkat dan semampu kita
menulisnya. Sebaiknya tidak usah dulu mengacu pada standar penulisan
cerpen di majalah atau ketentuan dalan lomba. Semakin sering mencoba
menulis cerpen, dengan gaya seperti apapun, kita akan semakin terbiasa
dan menguasai teknik menulis cerpen. Apalagi diringi dengan membaca dan
meminta bimbingan khusus dari seseorang yang sudah mahir menulis.
4. Latihan dengan Metode “Plagiat”
Cara
ini adalah dengan Menulis Ulang Karya Orang Lain. Ingat, ini hanya
untuk latihan sebaiknya tidak dipraktekkan untuk keperluan yang lain.
Pertama-tama kita pilih dulu tulisan orang lain yang kita anggap
menarik. Misalnya sebuah cerpen yang berjudul Aku Lemah Karena Cinta.
Kemudian kita menulis ulang karya itu dengan ketentuan sebagai berikut: kita bebas mengedit dan ‘memodifikasi’ naskah itu sesuai dengan kehendak kita,
silahkan ganti juga nama tokohnya dan ubahlah judulnya, misalnya
menjadi Jangan Berikan Aku Cinta. Atau kalau bisa, balikkanlah cerita
itu sehingga judulnya menjadi Ku Tegar Karena Cinta.
Cerita asli yang seharusnya sedih cobalah diputarbalikkan sehingga menjadi cerita gembira (happy ending). Banyak orang yang latihan dengan cara ini dan lama kelamaan berhasil menulis cerpen secara mandiri.
Metode
ini akan membuat kita menguasai anatomi (bagian-bagian) cerita, cara
menempatkan penanda, cara memulai, cara menggunakan kalimat sambung,
variasi kata dan juga bagaimana sih cara “mengganggu”
pembaca dengan kejutan-kejutan. Saya sendiri, pertama kali menulis
sebuah artikel di sebuah media massa dengan metode ini. Waktu itu
temanya sudah diatur oleh media yang bersangkutan yaitu tentang konsep
ideal tentang gerakan mahasiswa.
Saya
menemukan sebuah artikel bagus dan langsung saya modifikasi. Judul
artikel itu saya ubah, kemudian paragrafnya saya ubah dengan bahasa saya
sendiri dengan tema yang masih seperti aslinya dan, artikel itu dimuat
oleh media massa setelah menyisihkan banyak saingan mahasiswa. Waktu itu
saya memang tidak tahu bahwa metode seperti ini tidak bagus untuk
praktek langsung untuk di media. Tetapi sebenarnya cara ini boleh saja
asalkan hasil modifikasinya tidak mirip-mirip banget.
5. Teori Dalam Pelajaran Bahasa Tetap Penting.
Bagaimanapun
juga pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dan kampus tetap penting
untuk membantu kita menjadi penulis. Dalam menulis biasakanlah
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar terutama untuk
penulisan artikel. Waktu menjadi juri lomba cerpen pelajar, banyak
sekali saya temui naskah cerpen yang salah menempatkan tanda (titik,
koma, tanda petik dst). Ada juga cerpen yang menggunakan bahasa
singkatan yang tidak dimengerti. Minatilah pelajaran bahasa sehingga
anda benar-benar menguasainya.
6. Segera Catat Inspirasi Yang terlintas.
Seringkali
ide dan inspirasi itu datang pada waktu yang tidak terduga dan kalau
kita tidak mencatatnya bisa jadi kita akan lupa dan hal itu belum tentu
akan datang lagi. Saya menyarankan biasakan membawa buku kecil ke
manapun anda pergi. Atau bisa juga ide yang datang tiba-tiba itu dicatat
melalui ponsel dan direkap ulang di dalam buku pada saat kita sempat.
Pastikan pada saat yang tepat anda akan menulis ide itu ke dalam bentuk tulisan yang utuh. Usahakan juga, kalau kita
mendengar sesuatu (kosa kata menarik, tema, judul, kalimat indah, kata
mutiara dll) dari orang lain, segera catat sebab itu akan membantu
perbendaharaan kata kita di dalam menulis. Saya
sendiri mendapatkan banyak manfaat dari cara seperti itu. Usahakanlah
punya satu buku khusus untuk mencatat hal-hal singkat yang mengingatkan
anda pada tema tulisaan (kamus pribadi), misalnya ide tulisan yang
hendak dijadikan cerpen, inspirasi yang kemarin malam muncul sebelum
tidur, daftar novel yang ingin ditulis, daftar nama tokoh dalam cerpen
yang menarik, cuplikan deskripsi dalam sebuah novel yang ingin dibaca berulang-ulang saking bagusnya, dan seterusnya.
7. Pelajari Karakter Teman Di Sekitarmu
Ada
banyak karakter manusia yang diulas dalam satu cerita. Kita tahu bahwa
manusia memiliki karakter yang berbeda. Hal ini memberi kita pelajaran
penting dalam menulis. Menulis cerpen akan lebih mudah (terutama dalam
mendiskripsikan tokoh dan membuat adegan dialog) jika kita menjadikan
orang yang kita kenal sebagai referensi. Misalnya begini, dalam cerpen
kita ada tokoh antagonis yang cerewet, pemuja penampiran dan suka anill.
Carilah di antara teman di pergaulanmu yang memiliki
sikap demikian dan perhatikan bagaimana gaya bicaranya, pilihan
kalimatnya dan intonasinya. Contoh lain, dalam cerpen ada tokoh baik,
penyabar dan jujur. Perhatikan di sekeliling adakah temanmu yang
memiliki sifat demikian? Jika ada perhatikan cara bicaranya, sikapnya,
kesukaannya.
Sehingga
ketika ingin menggambarkan kepada pembaca bagaimana sih sosok tokoh
baik itu, maka anda akan dimudahkan oleh teman yang baik tadi sebagai
referensi. Hal ini akan membantu untuk mendiskripsikan karakter orang.
Sebab, dalam sebuah cerita, pasti akan mengulas sifat. Ada yang baik,
jahat, nakal, penyabar, curang, gagah, centil, penggoda, penggombal,
pembohong dan seterusnya. Karakter seperti itu ada di sekeliling kita.
Tinggal comot saja mereka sebagai tokoh dalam cerita.
8. Buatlah Kerangka Cerita
Dalam
pelajaran bahasa sering kita dianjurkan untuk membuat kerangka
karangan. Hanya saja metodenya cukup formal dan sulit dijadikan acuan
dalam mengarang. Menurut saya, bikinlah kerangka cerita itu sesuai
dengan kebiasaan dan gaya kita sendiri misalnya, ingin menulis sebuah cerpen tentang persahabatan dengan seseorang. Kitaa harus mencatat dulu apa aja sih yang ingin diceritakan? Kisah persahabatan itu dengan siapa? Sisi menarik apa dalam kisah itu? Apa saja kesan kita terhadap dia? Kenyataan persahabatan apa yang terjadi dengannya? Bagaimana akhir dari kisah itu dan apa harapan kita dalam persahabatan dengannya.
Dari kerangka sederhana dan acak, kita tinggal
susun dalam bentuk cerita. Untuk tahap permulaan, tuliskan saja cerita
tersebut berdasarkan ingatan yang ada dalam pikiran dan mengacu pada
kerangka karangan. Nanti setelah selesai baru diedit lagi agar lebih
menarik.
9. Latihan Menulis Dialog
Cerita
pendek seringkali dibuka dengan narasi atau deskripsi tempat atau
orang. Dalam latihan menulis kita harus membiasakan diri diselingi
dengan dialog antar tokoh. Kalimat dialog itu juga harus disesuaikan
dengan karakter usia dan topik pembicaraan si tokoh. Kalo tokohnya
seorang guru Fisika yang sedang ngajar nggak
mungkin pake bahasa gaul ala sinetron yang serba abu-abu, kalau tokohnya
seorang galak kemungkinan bahasanya ketus dan kasar. Selain itu
perhatikan juga variasi keterangan dialog, misalnya:
“Aku sayang sama kamu.” Bisik cowok itu yang membuat jantung Diva seakan berhenti berdetak.
Kita bisa merubahnya menjadi:
“Aku,” Cowok itu berbisik pelan di dekat telinga Diva, “Sayang sama kamu.”
Bisa juga diubah menjadi:
Cowok itu merangkul Diva dan berbisik pelan di antara gemerisik flamboyan yang diterpa angin malam, “Aku sayang sama kamu.”
Itu
adalah contoh variasi dialog. Masih ada lagi jenis keterangan dialog
yang perlu diperhatikan yang harus disesuaikan dengan adegan, misalnya:
“Jangan
tinggalkan aku.” Pinta Ratu lirih. Atau bisa juga dengan: Ratu memohon
pada cowok itu agar tidak meninggalkannya sendirian.
“Jangan
coba-coba dekati aku lagi!” hardik Diva dengan muka merah padam. Atau
bisa juga dengan: Dengan muka yang merah padam Diva menghardik cowok itu
agar tidak berusaha lagi mendekatinya.
“Aku
berharap kita akan selalu bersama selamanya.” Ucap perempuan itu. Atau
juga bisa, “Aku berharap kita akan selalu bersama, selamanya.” Desis
perempuan itu memecah keheningan malam.
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan:
- Pandai mendramatisir cerita.
-Banyak menguasai kosa kata.
-Memasukkan unsur-unsur baru yang lain dari yang lain.
-Jangan
terikat oleh ketentuan bahwa panjang cerpen harus sekian halaman (ada
cerpen yang cuma 3 halaman dan ada yang sampai 25 halaman).
10. Bimbingan Langsung Pada Penulis
Hal ini yang paling cepat membuat kita mahir menulis. Kita bisa menulis dulu satu naskah cerpen kemudian konsultasikan dengan penulis yang dikenal,
dan mintalah agar naskahmu diedit dan dikemas dengan lebih baik. Dengan
begitu kamu bisa langsung mengetahui kelebihan serta kelemahan
tulisannya. Saya sendiri sering membantu memperbaiki naskah cerpen para
pemula dan akhirnya mereka berhasil menembus media massa dan memenangkan
berbagai lomba cerpen.
Untuk
kebutuhan pelajaran menulis, pembaca (khusus pemula) bisa mengirimkan
naskahnya (cerpen singkat) ke email penulis dan penulis akan berusaha
mengirimkannya kembali sesuai permintaan pemilik cerpen.
Demikian sedikit tips dalam menulis cerpen. Yang pasti jangan berhenti
untuk belajar dan mencoba. Kalau di negeri ini ada ribuan penulis sukses
yang benar-benar mulai dari nol, kenapa kita tidak segera menyusul
mereka?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar